JAKARTA.Black In News - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) perlu menyelaraskan dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja di sektor formal maupuan informal. Sebab, fakta di lapangan menunjukkan di antara 21,1 juta angkatan kerja di Indonesia, yang 4,1 juta adalah pengangguran. Hingga 2025, pengangguran diprediksi masih banyak. Salah satu penyebabnya, minimnya lapangan kerja di negeri ini. Karena itu, pemerintah saat ini tengah menggejot pendidikan kewirausahaan. Tujuannya, agar jiwa entrepreneurship tumbuh sejak dini.
Deputi SDM dan Kebudayaan Bappenas Nina Sardjunani mengatakan, lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja hanya 10,7 persen. Sekitar 70,4 persen memilih bekerja sebagai karyawan atau pegawai. Hal itu turut menyumbang angka pengangguran di Tanah Air. Sebab, lulusan perguruan tinggi yang menunggu bekerja sebagai pegawai atau karyawan cukup tinggi. "Mereka mau menganggur sampai menjadi pegawai atau karyawan," jelasnya setelah seminar ketenagakerjaan dan kewirausahaan di Jakarta kemarin (20/1).
Pada 2009, lanjut dia, jenis pengangguran terbuka lebih banyak dihuni lulusan D1, D2, D3, dan S1. Karena itu, persoalan tersebut perlu diatasi. Apalagi mereka yang memilih bekerja di sektor formal lebih banyak. Salah satu solusinya adalah pendidikan kewirausahaan. Nina menyebut, prioritas kebijakan Kemendiknas pada 2010-2014 adalah pendidikan kewirausahaan untuk mahasiswa.
Untuk itu, akan dikembangkan pusat kewirausahaan di perguruan tinggi. Termasuk, menyusun roadmap yang mengatur supply dan demand tenaga kerja di Indonesia. Roadmap itu juga mengatur relevansi pendidikan dengan dunia kerja di Indonesia. "Sebab, pengangguran terdidik tinggi," ujarnya. Roadmap itu telah dirumuskan oleh berbagai kementerian. Sekolah-sekolah mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi juga harus mempersiapkan penguasaan keterampilan untuk membentuk kewirausahaan.
Pengusaha sekaligus inovator kewirausahaan Ir Ciputra menambahkan, Kemendiknas menjadi instansi pertama yang mendorong pendidikan kewirusahaan. Dalam dua tahun terakhir, pihaknya bersama Kemendiknas memberikan pendidikan kewirausahaan di berbagai perguruan tinggi. "Ini karena potensi pengangguran umumnya berada di tingkat lulusan diploma dan sarjana," terangnya. (kit/oki)
sumber : Jawa Pos, Kamis, 21 Januari 2010
Tanggapan : "Dewasa ini ternyata masih banyak orang dengan pendidikan S1 bahkan S2 yang masih terlantar tanpa pekerjaan. Meski pemerintah telah mengupayakan berbagai hal, rupanya jumlah mereka semakin tahun semakin bertambah. Koko Yohanes, seorang kenalanku, beliau pernah mengenyam pendidikan di salah satu Universitas terkemuka di Singapura mengatakan jika saat ini Indonesia belum membutuhkan ilmuwan, Indonesia lebih membutuhkan pebisnis2 yang handal dan guru-guru yang mampu menciptakan SDM yang tidak hanya berkualitas secara akademis tapi juga non-akademis, agar mereka bukan hanya bisa bekerja dan mencari kerja, namun bisa membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan keahlian yang mereka miliki". (red.)